Rabu, 7 Oktober 2009

EMOSI MANUSIA

“Emosi” dan “perasaan” merupakan dua perkataan yang berbeza,namun pada hakikatnya mempunyai maksud yang serupa.Ia merupakan anugerah Allah yang tidak terhingga nilainya kepada kita supaya kita dapat mengimbangi kewarasan akal fikiran.Adanya emosi yang pelbagai menjadikan hidup kita lebih menarik dan penuh kejutan!
Terdapat dua jenis emosi,iaitu emosi positif dan emosi negatif,kedua-duanya sentiasa wujud dalam diri menusia yang normal.Apa yang menjadi keutamaan ialah,emosi positif perlulah ditingkatkan manakala emosi negatif perlu dikawal.Seseorang yang matang sudah tentu mampu mengawal emosinya dan meletakkannya dalam kedudukan yang paling baik.
Dalam hal ini,terdapat kaitan yang kuat antara motivasi dan emosi.Motivasi biasanya dipengaruhi oleh hati,hinggakan apabila motivasi mahukan sesuatu dan kemahuan itu ditunda,akan terjadilah atau terbitlah suatu perasaan yang kurang enak.Manakala apabila kehendak motivasi itu dipenuhi,akan terbitlah suatu perasaaan yang menyenangkan.Ini kerana emosi mengarahkan suatu perilaku seperti motivasi.
Dalam Al-Quran terdapat penerangan yang jelas mengenai bentuk-bentuk emosi yang dirasakan seseorang,antaranya seperti gembira,marah,cinta,benci,cemburu,dengki,penyesalan,malu,dan hina.
EMOSI TAKUT
Emosi takut merupakan sebahagian daripada emosi-emosi penting dalam hidup manusia.Pentingnya emosi takut di sini kerana ia membantu seseorang untuk takut pada merbahaya yang mengancamnya.
Manfaatnya tidak hanya terbatas pada perlindungan dari bahaya yang mengancamnya dalam kehidupan duniawi,bahkan untuk mendorong seseorang Mukmin kepada perasaan takut terhadap Allah swt dalam kehidupan akhirat kelak.
Takut pada azab Allah menghalang seorang mukmin dari melakukan maksiat,lantas terus berpegang teguh dengan takwa dan keteraturan dalam beribadah kepada Allah dan amalan-amalan yang membawa kepada keredhaan Allah swt.Firman Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah,maka bergetarlah hati mereka.Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,bertambahlah iman mereka (kerananya).Dan kepada Allahlah mereka bertawakkal.
(Al-anfal :2)
Menurut Dr Muhammad ‘Utsman Najati di dalam buku “Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Quran”,emosi takut adalah keguncangan yang tajam dan melingkupi seseorang secara keseluruhan.Al-Quran mendefinasikan keguncangan ini dengan keguncangan yang amat dasyat,yang mampu untuk menggoncangkan orang dengan sangat keras sehingga menghilangkan kemampuan untuk berfikir dan juga penguasaan atas diri sendiri.Firman Allah dalam Surah Al-Ahzab:10-11 yang bermaksud:
“(yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu.Juga ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan.Lalu kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.di situlah diuji orang-orang Mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat (dasyat).
Apabila rasa takut yang ada sangat kuat dan menyergap(muncul) dengan tiba-tiba,maka orang yang merasakan hal tersebut akan merasa bingung untuk beberapa ketika,dan saat itu,mereka tidak mampu berfikir.Al-Quran telah menunjukkan situasi kebingungan yang ditimbulkan oleh rasa takut yang sangat kuat dan tiba-tiba menyergap manusia,pada saat menggambarkan situasi pada hari kiamat kelak.
Firman Allah yang bermaksud:
“Sebenarnya (azab)itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong- konyong (tiba-tiba,tanpa diduga sebelumnya) lalu mereka menjadi panik,hingga mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh”. (surah Al-Anbiya’:40)
Apabila seseorang berhadapan dengan bahaya dan rasa takut menguasainya,maka setiap perhatian akan tertumpu pada bahaya tersebut dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya,perhatian pada perkara lain sudah tidak ada lagi.Allah berfirman :
“Apabila datang suara yang memekakkan(tiupan sangkakala yang kedua).Yaitu pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,dari ibu dan bapanya,dari isteri dan anak-anaknya.Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan”. (Surah ‘Abasa :33-37)
Emosi takut biasanya disertai dengan adanya perubahan-perubahan yang banyak pada fungsi-fungsi fisiologi seperti pada mimik muka,nada suara dan keadaan tubuh.
Biasanya seseorang akan merespon situasi-situasi berbahaya yang mengancamnya dengan menjauhi dan lari dari bahaya tersebut.Al-Quran mengambarkan orang-orang kafir dari kaum yang tersahulu,yang ditimpakan azab oleh Allah kerana mendustakan para nabi mereka sehingga mereka dikuasai oleh perasaan panik dan dengan cepat lari dari azab-Nya.Firman Allah :
“Berapa banyak (penduduk) negeri yang alim,yang telah Kami binasakan;dan kami adakan sesudah mereka itu kaum yang kain(sebagai penggantinya).Maka tatkala mereka merasakan azab Kami,tiba-tiba mereka melarikan diri dari negerinya.”
Al-Quran menggambarkan rasa takut orang munafik dan kesukaan mereka untuk lari dari orang mukmin,sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah:
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah,bahawa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu.Padahal,mereka bukanlah dari golonganmu,akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut(kepadamu,nabi).Jika mereka memperoleh tempat perlindungan atau gua-gua,atau lubang-lubang(dalam tanah),nescaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya”. (Surah At-Taaubah:56-57)
Firman-Nya lagi:
“Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu”. (Surah Asy-Syu’ra:21)
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut,waspada(kalau ada yang menyusul atau menangkapnya),dia berdoa “Ya Tuhanku,selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”. (Surah Al-Qashash)
Al-Quran juga melukiskan rasa takut Nabi Musa a.s saat baginda melihat tongkatnya berubah menjadi ular,dan baginda lari tanpa menoleh.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah:
“Dan lemparkanlah tongkatmu.Maka tatkala(tongkat itu menjadi ular dan)Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit,maka larilah ia(Musa) berbalik ke belakang tanpa menoleh.Hai Musa janganlah kamu takut.Sesungguhnya orang yang dijadikan Rasul tidak takut di hadapan-Ku”. (Surah An-Naml:10)
Sesungguhnya sangat banyak perkara yang ditakuti oleh manusia.Sebahagiannya disebutkan dalam Al-Quran seperti rasa takut kepada Allah,takut kepada maut dan takut kepada kemiskinan.
Rasa takut kepada Allah merupakan suatu yang paling penting dalam kehidupan Mukmin.Rasa itu mendorongnya selalu bertakwa kepada Allah dan mencari keredhaan-Nya,juga mengikuti jalan-Nya dan meninggalkan larangannya.rasa takut kepada Allah dianggap sebagai rukun dalam beriman kepada-Nya.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh,mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.Balasan mereka disisi Rabb mereka ialah syurga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.Mereka kekal di dalamnya selama-;amanya.Allah redha terhadap mereka dan mereka pun redha terhadap-Nya.Yang demikian itu adalah(balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya”. (Surah Al-Bayyinah : 7-8)
Firman-Nya lagi yang berbunyi:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila di sebut nama Allah,maka bergetarlah hati mereka.Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,bertambahlah iman mereka (kerananya).Dan kepada Allahlah mereka bertawakkal. (Surah Al-Anfal : 2)
Katakanlah,“Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku derhaka kepada Rabbku”. (Surah Az-Zumar : 13 )
Ayat Al-Quran yang menceritakan mengenai perasaan takut manusia kepada maut seperti firman Allah dalam surah Al-Jumu‘ah : 8 :
“Katakanlah,sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya,adalah sesungguhnya kematian itu (pasti) akan menemui kalian.
Sungguhnya keimanan yang kuat kepada Allah sudah pasti akan membebaskan manusia dari perasaan takut kepada maut.Mereka yakin sepenuhnya bahawa maut akan memindahkannya ke kehidupan akhirat yang kekal,dimana di dalamnya terdapat kenikamatan berupa rahmat dan keredhaan dari Allah.Jika ada Mukmin yang berasa takut kepada maut,hakikatnya ia takut tidak akan mendapat keampunan dari Allah.
Takut pada maut sudah tentu lebih kuat bagi sesiapa yang telah membuat maksiat kerana mereka bimbang maut akan menjenput sebelum sempat mereka bertaubat.Nauzubillah..
Perasaan takut kepada Allah mampu untuk memotivasikan seseorang yang beriman untuk menjalankan tugas penting dan bermanfaat dalam kehidupan (manusia) pada umumnya.Juga akan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan sentiasa melakukan amalan soleh dan beribadat kepada-Nya.Dengan itu mereka dilindungi dari amarah dan azab Allah.Insyaallah..
EMOSI MARAH
Al-Quran menyebutkan penggunaan kekuatan ini dalam menghadapi orang-orang kafir yang menentang Islam,yakni kekuatan yang timbul kerana rasa marah apabila dihalang dalam menempuh jalan Allah,dan dalam menjalankan dakwah di jalan-Nya
Firman Allah :
Muhammad itu adalah utusan Allah,dan orang-orang yang bersama dengan ia adalah tegas terhadap orang-orang kafir,akan tetapi berkasih-sayang terhadap sesama mereka.(Surah Al-fath:29)
Hai Nabi,perangilah orang-orang kafir serta orang-orang yang munafik,dan bersikap tegaslah terhadap mereka.tempat mereka adalah neraka Jahannam;dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (Surah At-Tahrim:9)
Al-Quran menceritakan perihal marahnya Nabi Musa ’Alaihissalam saat baginda kembali kepada kaumnya dan mendapati mereka menyembah sapi dari emas yang dibuat oleh as-Samiri.
Firman Allah :
Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati,maka berkatalah ia,“Alangkah buruknyaperbuatan yang kalian kerjakan sesudah kepergianku!Apakah kalian hendak mendahuluijanji Rabb kalian?” Dan Musa pun melemparkan luh-luh(Taurat) itu serta memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya kearahnya.Harun berkata,“Hai anak ibuku,sesungguhnya kaum ini telah mengganggapku lemah,dan hampir-hampir mereka membunuhku.Sebab itu,janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku,dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan yang zalim.”
(Surah Al-A’raf :150)
Berkata musa, “Hai Harun,apa yang menghalang kamu ketika kamu telah melihat mereka telah sesat?(Sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?” Harun menjawab, “Hai putera ibuku,janganlah kamu pegang rambutku dan janganlah(pula) kepalaku,sesungguhnya aku khuatir bahawa kamu akan berkata kepadaku, ‘Kamu telah memecah antara bani Israil dan kamu tidak pula memelihara amanatku.’ ”
Saat emosi marah menguasai diri,seseorang tidak mampu untuk berfikiran waras dan menerima kebenaran.Kadang-kadang terkeluar darinya ucapan atau tindakan yang berbau permusuhan,dan apabila marahnya telah reda,dia menyesali perbuatannya itu.Seperti kisah Nabi Musa yang telah memohon ampun dari Allah atas perbuatannya terhadap saudaranya,Harun.wallahua’lam..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan